Desa Resun
sebuah desa yang terletak di utara Pulau Lingga yang berjarak tidak jauh dari
Kota Daik dengan jarak tempuh lebih kurang 30 (tigapuluh) menit. Di Desa ini
kami mengunjungi keindahan alam yang dimiliki Kabupaten lingga yaitu Air terjun
Resun. Suara gemuruh air memecah keheningan hutan yang di tumbuhi pepohonan
yang rindang. Kebeningnan airnya menggoda Anda untuk segera turun dan menikmati
kesegaran air yang berasal dari gunung Resun.
Keindahan Air Terjun Desa Resun |
Keindahan alam yang alami sangat
terasa di kawasan ini hanya ada beberapa gubuk atau pondok dan sebuah bangunan
toilet yang sudah di bangun oleh Pemerintah Kabupaten Lingga. Air Terjun ini
memiliki landasan terjun sekitar 45 derajat sehingga air tidak langsung terjun
ke dasar tetapi mengalir di dinding landasan tersebut. Pohon-pohon tinggi masih
tertanam dengan baik tidak di ganggu oleh manusia. Cahaya matahari menembus di
sela-sela dedaunan memberikan cahaya yang indah.
Jalan menuju air terjun dapat di
tempuh dengan kendaran roda 2 maupun roda 4. Perjalanan menuju air terjun dapat
di tempuh dengan sekitar 15 menit dan dengan sungai kecil bebatuan yang
mengalir di sisi kanan jalan tersebut.
Menurut pemandu wisata lokal bahwa
air terjun resun ini sudah dikenal sejak lama dan sering di selenggarakan event
tahun “mandi Syafar” yang menurut masyarakat setempat merupakan ritual yang
mampu menjauhkan diri dari bencana dan keburukan. Beberapa dari peserta
menyempatkan diri untuk berenang dan menikmati segarnya air asli pegunungan itu.
Air Terjun ini memiliki landasan
terjun sekitar 45 derajat sehingga air tidak langsung terjun ke dasar tetapi
mengalir di dinding landasan tersebut. Gemericik air dan suhu sekitarnya sangat
menentramkan hati. Pohon-pohon tinggi masih tertanam dengan baik tidak
terganggu oleh manusia.
Cahaya Matahari menembus di
sela-sela dedaunan memberikan cahaya yang sangat indah. Jalan menuju Air Terjun
akan diaspal pada tahun 2012 ini akan menjadikan wisata alam Air Terjun Resun
mudah dicapai dengen berkendaraan roda 4. Perjalanan menuju lokasi ini saja
sudah sangat indah dengan sungai kecil bebatuan yang mengalir di sisi kanan
jalan tersebut.
Mandi Syafar adalah suatu kegiatan
tradisi yang dilaksanakan sebagian masyarakat Melayu Kabupaten Lingga Provinsi
Kepulauan Riau. Kegiatan tradisi yang bernuansa Islami ini dilaksanakan setiap
tahun, tepatnya pada setiap hari Rabu minggu IV bulan Safar tahun Hijriah.
Kegiatan ini telah dilaksnakan turun temurun yang berlangsung sejak Sultan
Lingga Riau yang terakhir, Sultan Abdurrahman Muazamsyah yang memerintah daru
tahun 1883 – 1911.
Maka mandi syafar sebenarnya adalah
intropeksi diri baik jasmani maupun rohani yang didalamnya terkandung
mengharapkan keridhaan Allah SWT agar diselamatkan dari musibah dan
malapetaka serta memohon keampunan-Nya atas segala kesalahan dan kekurangan
yang pernah diperbuat agar tidak terjadi lagi dimasa-masa yang akan mendatang.
Sedangkan makna sosialnya adalah tetap terjalinnya hubungan silahturahmi antar
keluarga dan masyarakat yang ditandai dengan kekompakan dan kebersamaan baik
ketika di rumah-rumah ibadah maupun di tempat-tempat pemandian atau di
objek-objek wisata salah satunya di Air Terjun Resun di Kecamatan Lingga Utara.
Disamping kegiatan mandi safar, juga dilakukan turnamen SAFAR CUP, yang
mempertandingkan cabang bola kaki, bola volly putra dan putri yang diikuti
tim-tim utusan dari kecamatan se-kabupaten Lingga.(Ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar