Letih, keringat,
panas, beban berat yang dirasakan tukang becak pengangkut barang, dengan jalan
yang tidak begitu lebar, sempit. Di situ tempat pedagang, pembeli yang
menggunakan motor, pejalan kaki. Di sana bercampur baur menjadi satu yang akan
dilewati si tukang becak pembawa barang bawaanya yang banyak bahkan berat,
rintangan yang harus Dia lewati.
Yanto, yang sedang mencari rezeki dengan becaknya. |
“Belum
lagi kalau sedang membawa barang bawaanya yang berat menyenggol barang dagangan
orang lain, dimarahi kadang harus mengganti barang yang disenggol tersebut
apabila mengalami kerusakan, itulah derita atau resiko yang harus dialami si tukang
becak tersebut”.ujar Yanto si tukang becak.
Harga
barang yang diangkut melalui becak bervariasi, dari yang terkecil Rp. 5000
perangkut, namun tergantung jarak tempat yang akan dikirim. Karena uang yang Ia
dapatkan itulah untuk membiayai kehidapannya hari ini. Ibarat pepatah
mengatakan mengais rezeki hari ini untuk makan hari ini, mengais rezeki esok
hari untuk makan hari esok.
“kalau
tak bekerja,tak makan anak dan istrinya. Dia hanya bisa berkerja sebagai tukang
becak untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya. Untuk bekerja yang lebih baik
tidak bisa Dia lakukan. Dia tidak punya ijazah sedangkan Sekolah Dasar saja Dia
tidak tamat”.
“Jumlah
pendapatan perhari tergantung dari bawaanya yang Ia kirim. Dan tergantung juga
orang yang butuh jasanya. Perhari diperkirakan Rp. 60.000 bahkan kurang bahkan
juga lebih. Ia melakukan pekerjaan ini sudah cukup lama sekitar 15 tahun
semenjak ia masih lajang”.
“Yanto
mengatakan, pekerjaan membecak ini pekerjaan yang sangat berat butuh semangat
yang kuat dan fisik yang kuat. Becak yang ia punya ini adalah hasil kerja keras
ia sendiri, ia menabung untuk membelinya selama ia bekerja sebagai tukang becak
selama 15 tahun semasa ia masih lajang. Dulu ia pernah bekerja memakai becak
sewaan, yang penghasilannya dibagi dua”.
“inilah
yang harus ia jalani hari demi hari mencari rezeki yang butuh dengan jasanya
sebagai tukang becak untuk menutupi kehidupan anak dan istrinya. Yanto sakarang
yang sudah ber umur 38 tahun yang beralamatkan jalan H Agus Salim, Kampung Jawa.
Dan ia bersyukur mendapat rezeki dari penghasilan membecak asal halal dan
berkah dari pada tukang koruptor hanya tahu makan uang rakyat”.pungkasnya.(Herizan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar